Sekolah itu untuk apa?

Assallammu Allaikum Wr. Wb.

Prakata :
Sebelumnya ijinkan saya menulis artikel ini, dan menjadi sebuah wacana bagi kita semua sebagai anak dan kelak juga sebagai orang tua yang juga saling mendidik anak kita dengan cara kita masing-masing dan yang terbaik bagi kelak.



Dan tidak ada para orang tua atau calon orang tua yang menjerumuskan anaknya untuk menginginkan apa yang diharapkannya untuk bekerja sebagai apa, dimana, atau ingin menjadi pengusaha
toh semuanya baik.

Pengalaman ini sengaja saya tulis sebagaimana saya dulu pernah merasakan hal - hal yang seakan rumit dibenak saya terhadap para orang tua, toh kemauan orang tua memang yang terbaik bagi anak - anaknya namun keinginan mereka kadang belum tentu menjadi pilihan yang terbaik bagi anak - anaknya.

Banyak orang tua menginginkan anaknya supaya setelah sekolah dari SMU disuruh melanjutkan kejenjang perkulihan supaya nanti seusai kuliah bisa mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai pendidikan yang ditempuh. Ingatlah rejeki seseorang tidak bisa dinilai dari status sosial dari jurusan sekolahnya atau bidang manapun.

Namun ada juga orang tua yang bilang, " buat apa sekolah tinggi - tinggi toh nantinya juga nganggur atau udah yang penting bisa baca tulis lalu kerja "
menurutku pernyataan diatas bukan salah atau menyalahkan, tetapi mungkin si orang tua melihat dari sisi ekonomi bahwa dia merasa tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi dan toh nantinya sekolah juga tidak berarti apa - apa setelah bekerja.

Kalau ditarik lagi kesimpulan diatas kengingan orang tua kadang malah bikin si anak binggung !

Ada juga dulu seseorang pernah mengatakan, " buat apa kamu sekolah, paling - paling pinter enggak cuma temenmu aja yang banyak ".

Memang benar, dengan bersekolah anggap aja kita bergaul dan bertemu orang - orang yang baru, lingkungan baru dan mau gak mau kita harus bisa menyesuaikan.


Ada banyak pula, mereka yang tingkat pendidikannya tinggi belum mendapatkan pekerjaan yang layak menurut dia.

Menurut pemikiranku, sekolah adalah dimana kita diajarkan teori dan sedikit praktek sesuai bidang apa yang kita sukai dan kita geluti, namun jangan mengharap kita akan bisa bekerja sesuai jurusan yang kita geluti, maksudnya adalah, bersyukurlah apabila kita mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang studi pada saat kita sekolah dulu, itulah rahasia REJEKI dari Yang KUASA, maka itu teruslah mengucap syukur dan berikanlah sedikit sesuatu yang bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan bukan berarti uang, atau materi semata tetapi berikanlah sesuatu yang kita tahu dan mereka ingin tahu dari apa yang kita tahu
Percayalah Tuhan adalah Maha SegalaNYA, kita diberi ide yang senantiasa dan rejeki yang tidak pernah putus namun kita jarang menyadarinya, maka itu berusaha dan berdoa adalah jembatan untuk DIA supaya kita didengar, namun tanpa itu sebenarnya DIA sudah memberi seganlanya bagi kita sebagai umatnya.


Kembali lagi seperti konteks diatas, kita bersekolah bukan nanti jadi apa, bisa apa, beli apa atau apalah.
namun dengan bersekolah kita akan menjadi tahu rasanya tidak bisa, bisa, mengerti, menghafal, lupa dan juga teman yang banyak untuk kita belajar bersosialisasi setelah selesai bersekolah agar dan itulah uang saku kita saat bersekolah.

Kesuksesan seseorang tidak bisa diukur dari apa yang sia peroleh pada saat sekolah dulu, banyak kok "mohon maaf", yang mungkin tingkat pendidikannya sampai SMA malah "sukses", entah sebagai pengusaha, atau pemimpin di sebuah instansi atau perusahaan.

Namun janganlah menjatuhkan bidang dari sebuah pekerjaan orang lain yang "mohon maaf" notabene ia bekerja di sebuah pemerintahan seperti aparatur negara dan sebagainya, seperti mungkin kita pernah mendengar. "Aku aja yang bukan lulusan S 1 toh bisa kaya, dan gak perlu menjadi "Pegawai Negeri", aku bisa membeli Mobil, rumah mewah dan beberapa peralatan canggih"

Seperti inikah yang disebut orang Sukses? menurutku bukan! dia hanya merasa tersiksa karena apa yang dia inginkan tidak bisa tercapai, akhirnya ia membuat sebuah dalih bahwa pekerjaan dari sebuah jabatan tidaklah perlu, yang penting bisa kaya, dan kalau bisa kaya toh otomatis bisa menjadi pejabat.

Jadi maksud ikhtisar yang saya buat diatas adalah, mengertilah sebuah konsekuensi dari apa yang kamu dapat dan kamu inginkan tanpa harus melecehkan seseorang dengan bidang yang ia gelutinya.
Misalnya :
Jika kita ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses, ya ambilah sebuah hikmah bahwa Tuhan sudah mengatur rejeki kita dimana kita menginginkannya, tanpa harus menghina pekerjaan orang lain.
artinya, apa yang kamu inginkan ya itulah konsekuensi yang kamu dapat, bayangkan bila ada seorang Pejabat atau pemimpin balik berkata seperti ini, "Akhirnya aku bisa membeli mobil", mungkin dibenak kita yang ada cuma rasa iri dengan berbagai pikiran negarif seperti, " Mungkin itu hasil korupsi, mana ada pegawai negeri seperti itu". yah apapun itu alasannya tidak lain tidak bukan Harta adalah penentu segalanya menurut mereka yang berfikir Negatif

Buat apa kita disebut sebagai orang kaya atau orang baik tapi pemikiran kita sama saja, artinya misal kita sebagai orang yang dianggap kaya atau baik disebuah lingkungan namun ia "mohon maaf" misalnya berkata seperti ini, "udah jangan bergaul sama dia, dia orangnya kurang baik", Nah apakah kita sma saja atau bahkan masih lebih baik dari orang yang kita anggap kurang baik?! ya semua itu tergantung penilaian dan dan cara berfikir kita masing - masing.

Penutup :
Sebagaimana yang saya tulis diatas adalah bukan maksud mencerca satu sama lain, namun alangkah mulia jika kita memahami segala bentuk perbedaan, karena perbedaanlah yang membuat kita menjadi berwarna dan itulah Khazanah dari sang Illahi.

Semoga bermanfaat.29



0 Response to "Sekolah itu untuk apa?"

Post a Comment

wdcfawqafwef