Sayangnya teknologi untuk mewujudkan konsep 3D masih sangat rumit dan berbeda-beda. Umumnya diperlukan sebuah kacamata khusus untuk mengarahkan mata melihat gambar yang sesuai (gambar untuk dilihat oleh mata kanan benar-benar tidak boleh dilihat oleh mata kiri, dan sebaliknya) sehingga otak bisa menter-jemahkan gambar 3D menjadi punya kesan kedalaman. Jadi kesan kedalaman (depth) bisa direproduksi dengan mengirim sinyal yang tepat ke otak dan kita akan merasa seperti melihat suasana aslinya.
Tidak semua orang bisa menikmati gambar 3D, khususnya mereka yang salah satu matanya tidak bisa melihat. Tanpa mendapat dua informasi, otak tidak bisa membangkitkan kesan kedalaman. Bahkan untuk mata normal pun bila informasi yang ditujukan untuk mata kiri dan kanan tercampur maka kesan kedalaman akan gagal didapat. Maka itu umumnya diperlukan kacamata 3D untuk melihat film 3D di bioskop. Tanpa kacamata, gambar akan tampak bertumpuk dan tidak enak untuk dilihat, seperti contoh di bawah ini :
Untungnya kini teknologi berhasil mewujudkan gambar 3D tanpa memerlukan kacamata khusus, sehingga bisa diproduksi berbagai perangkat pribadi seperti kamera dan TV 3D untuk dipakai di rumah. Salah satu produk fotografi yang cukup menjanjikan untuk menghasilkan gambar 3D adalah kamera saku dari Fuji bernamaFinePix W3 dengan 2 lensa tentunya. Kamera mungil seharga 6 juta ini sebetulnya adalah generasi kedua yang lebih disempurnakan, dengan dua sensor CCD 10 MP dan memakai sistem parallax control untuk proses mendapat gambar dan video 3 dimensi. Hasilnya bisa dilihat langsung di layar LCD berukuran 3,5 inci yang memiliki teknologi parralax barrier. Untuk menikmati hasilnya di rumah, bisa digunakan televisi 3D, bingkai foto 3D atau dicetak di kertas lenticular khusus untuk foto 3D.
Memang teknologi 3D saat ini masih jarang dan terkesan mahal, apalagi kemungkinan penyempurnaan hasilnya masih sangat terbuka lebar. Akan lebih baik kalau teknologi 3D tidak lagi memerlukan kacamata khusus, cukup dengan melihat langsung seperti prinsip LCD dengan sistem parallax control. Bila era 3D sudah dipakai secara luas, melihat foto atau video 2 dimensi akan sangat terasa kuno dan ketinggalan jaman. Sudah siapkah kita menyambutnya?
Sumber: http://gaptek28.wordpress.com
0 Response to "Era 3D telah tiba, sudah siapkah kita menyambutnya?"
Post a Comment